Catatan atas Sejarah Tradisi Minangkabau, Menyilau Tenju Langgai dalam Silek Langgai

 


Catatan atas Tradisi Minangkabau 
Menyilau Tenju Langgai dalam Silek Langgai

Penulis: Dr. Ihsan Sanusi, M. Ag, Arif Purnama Putra & Zera Permana
Editor: Purata Publishing 
Desain Cover: JavanArt
Layout: Serikat Budaya Marewai
Penyelaras Akhir: Arif Purnama Putra
Cetakan Pertama: November 2023
13x19cm; iv + 70 Halaman


Keahlian silek menggunakan tenaga batin, sampai saat ini masih disimpan oleh kalangan pandeka; terutama pada pesilat-pesilat tua. Silek di Minangkabau adalah kombinasi dari ilmu beladiri lokal, yang datang dari luar dan ajaran Islam sebagai intinya. Artinya, langkah silek (langkah tigo misalnya), di Minangkabau adalah sesuatu yang khas yang merupakan karya inovatif mereka. Jika hanya melihat sekilas tentu bisa dipandang bahwa langkah silek Minangkabau sederhana saja, namun di balik langkah sederhana itu, terkandung kecerdasan yang tinggi dari para penggagasnya (tuo silek). Mereka telah menghasilkan terobosan sedemikian rupa sehingga silek pada awalnya mungkin sederhana, namun setelah dikembangkan menjadi praktis dan sedikit rumit. 

Sama halnya yang ada dalam silek langgai yakni Tenju Langgai/Tinju Langgai. Kalau dilihat sekilas, jurus ini nampak tak menonjol. Namun dalam silek Langgai, jurus ini sangat mematikan, karena serangan langsung ke titik hulu hati. Tinju yang dikepal, pada bagian telunjuk agak menonjol dan sesaat dibuka layaknya dipiuh/pelintir ketika mendarat di bagian hulu hati. Atau pameonya, "Kalau menengadah, kaki mendarat, kalau menunduk, tangan mendarat". Sehingga Tinju Langgai dalam perkembangan Silek Langgai sangat dijaga dan sakral. Tidak semua pandeka silek Langgai menerima jurus ini karena sifatnya melumpuhkan lawan secara cepat. Lebih dari itu, tentu saja jurus ini tak diwariskan ke sembarang orang. Harus melewati banyak syarat dan ketentuan sehingga apakah pantas seseorang menerimanya.

Posting Komentar

0 Komentar